RSS

Sistem Syaraf Tiruan di bidang Medis (Pengembangan Sistem Jaringan Syaraf Tiruan Dalam Memprediksi Jumlahdokter Keluarga Menggunakan Backpropagation )




I.              Latar Belakang
Ranah kesehatan selalu marak untuk diperbincangkan dimana saja karena hal tersebut dipandang krusial bagi kehidupan manusia. Baik Negara maju maupun Negara berkembang memiliki program untuk memajukan kesejahteraan penduduknya, dengan memberikan pelayanan kesehatan baik secara individu maupun kelompok. Disiplin ilmu yang koheren, konsisten dan kompoten dengan dunia kesehatan adalah kedokteran. Pada hakekatnya banyak pendekatan yang bisa dilakukan oleh para medis untuk melakukan penyembuhan atau mengantisipasi sebelum terjadi penyakit, pendekatan yang sekarang ini marak diperbincangkan adalah Kedokteran Keluarga.

Sifat pelayanan kedokteran keluarga meliputi peningkatan derajat kesehatan, pencegahan, kuratif dan rehabilitas. Pelayanan dokter keluarga merupakan upaya penyelenggaraan kesehatan perorangan di tingkat primer untuk memenuhi ketersediaan, ketercapaian, keterjangkauan, kesinambungan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat (Asmah et.al. 2008; Miller et.al. 2010). Dasar praktek kedokteran keluarga di Indonesia tertuang pada pembukaan UUD 1945 alinea ke-IV tentang tujuan Negera memajukan kesejahteraan umum dan secara rinci disebutkan pada pasal 28 H ayat 1 bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Namun, prakteknya terjadi kepincangan misalnya rasio jumlah dokter dan jumlah penduduk Papua sekitar 0.28% berbanding 5,9% dengan Jakarta. Salah satu penyebabnya adalah pendistribusian tenaga kerja yang tidak merata. Pendistribusian tenaga medis khususnya  dokter keluarga secara kontinu akan mengalami kenaikan sejalan dengan Misi Kementerian Kesehatan RI yaitu akan menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan. Upaya pemerintah dalam pemerataan pelayanan kesehatan dilakukan melalui PT Askes (Persero).

Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat, menghantarkan semua aktifitas yang sulit untuk dilakukan oleh manusia dapat dikerjakan dengan mudah, efektif dan efisien. Peranan teknologi informasi dalam bidang komputasi sangat memberikan peluang untuk menyelesaikan permasalahan kompleks yang bersifat signifikan.

Adapun metode problem solving yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaringan syaraf tiruan (JST). JST merupakan metode yang dapat menemukan hubungan non-linear antara beban dan faktor-faktor ekonomi yang bervariasi serta faktorfaktor lainnya yang dapat melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi (Kuncoro dan Dalimi, 2005). Salah satu bidang dimana JST dapat diaplikasikan dengan baik adalah bidang peramalan (Setiawan, 2008). Teknik peramalan banyak digunakan untuk proses perencanaan dan pengambilan keputusan, suatu ramalan mencoba memperkirakan apa yang akan terjadi dan apa yang akan menjadi kebutuhan. Dalam JST terdapat teknik peramalan yang sering digunakan yaitu backpropagation. Teknik ini biasanya digunakan pada jaringan multi-layer  dengan tujuan meminimalkan error pada keluaran yang dihasilkan oleh jaringan.  Dengan adanya sistem prediksi dokter keluarga menggunakan metode backpropagation diharapkan dapat membantu pengambil keputusan untuk melakukan pemerataan pelayanan kesehatan.

II.           Gambaran Umum JST
JST merupakan bagian dari sistem kecerdasan buatan yang digunakan untuk memproses informasi yang didesain dengan menirukan cara kerja otak manusia dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan proses belajara melalui perubahan bobot sinapsisnya.

syaraf biologis dimana sel syaraf (neuron) akan memiliki satu inti sel yang bertugas untuk melakukan pemrosesan informasi. Informasi yang datang akan diterima oleh dendrit. Selain menerima informasi, dendrit juga menyertai axon sebagai keluaran dari suatu pemrosesan informasi. Informasi hasil olahan ini akan menjadi masukkan bagi neuron lain dimana antar dendrit kedua sel tersebut dipertemukan dengan sinapsisnya. Informasi yang dikirimkan antar neuron ini berupa rangsangan yang dilewatkan melalui dendrit. Informasi yang datang dan diterima oleh dendrit akan dijumlahkan dan dikirim melalui axon lain. Informasi ini akan diterima oleh neuron lain jika memenuhi batasan tertentu dikenal dengan nilai ambang (threshold) yang dikatakan teraktivasi.

Karakteristik jaringan syaraf ditentukan oleh beberapa hal yaitu:
1.      Pola hubungan antar neuron yang disebut dengan arsitektur jaringan
2.      Metode penentuan bobot-bobot sambungan yang disebut dengan pelatihan atau proses belajar jaringan
3.      Fungsi aktivasi.

III.        Perancangan Sistem
Arsitektur lapisan yang akan digunakan adalah tiga lapisan jaringan terdiri dari satu lapisan masukkan, satu lapisan tersembunyi dan satu lapisan keluaran. Dimana lapisan tersebut memiliki dua belas neuron yaitu:
X1 = Puskesmas perawatas
X2 = Puskesmas non perawatan
X3 = Klinik dan balai pengobatan
X4 = RS pemerintah
X5 = RS swasta
X6 = RS TNI/POLRI
X7 = RS khusus/jiwa
X8 = Apotik
X9 = Optik
X10 = Lab
X11 = PMI
X12 = PPK hemodialisa

Memiliki satu keluaran berupa hasil akhir dalam menentukan prediksi jumlah dokter keluarga. Untuk proses data training terdiri dari 78 data sedangkan data testing terdiri dari 13 data.

IV.         Arsitektur Aplikasi
Arsitektur aplikasi sistem prediksi dokter keluarga dapat dilihat pada Gambar

bahwa pengguna dapat berinteraksi dengan sistem melalui antarmuka GUI (Graphical User Interface). Layanan yang disediakan berupa hasil komputasi sistem yaitu memprediksi jumlah dokter keluarga dengan studi kasus kota palu menggunakan metode backpropagation.
V.            Fungsionalitas Aplikasi
Fungsionalitas aplikasi sistem prediksi terbagi atas beberapa hal, yaitu:
a.       Fungsi Pengelolaan Data Training
Merupakan fungsi yang digunakan untuk mengolah data primer menjadi data training.
b.      Fungsi Pengelolaan Data Testing Merupakan fungsi untuk menguji data yang telah di training dengan data primer testing.

Sedangkan ERD (Entity Relationship Diagram)
aplikasi sistem prediksi tampak pada Gambar dibawah ini:

VI.              Rancangan Antarmuka
Rancangan antarmuka bagian menu dari aplikasi
sistem prediksi dapat dilihat pada Gambar dibawah ini

VII.           Rancangan Antarmuka Proses Data
Training dan Testing Ketika pengguna menekan label data training  maka akan tampil antarmuka proses training yang  dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.


Dari gambar tersebut terdapat Nama Kota yang diurutkan berdasarkan No, pada label input terdapat dua belas masukkan dengan satu output. Saat pengguna menekan label proses training maka akan tampil form testing seperti pada Gambar di bawah ini



Rancangan Antarmuka Hasil Prediksi Setelah pengguna selesai melakukan proses testing. Selanjutnya pada Gambar di bawah ini akan menghasilkan prediksi jumlah dokter keluarga.


VIII.   KESIMPULAN
Aplikasi sistem prediksi jumlah dokter keluarga ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi kepada pengguna dalam hal ini adalah pihak PT Askes (Persero) untuk memberikan dukungan kepada  pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat melalui pelayanan kesehatan yang merata.
Read More..
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS